Makin ke sini, makin jarang aja nih saya bepergian. Lamaaa sekali blog ini tidak saya update dengan cerita jalan-jalan maupun jajan. Makanya, begitu bisa mampir ke tempat ngopi yang syahdu, gasss lah saya bagikan ceritanya di sini.
Urusan Keluarga & Jalan-jalan
Beberapa hari yang lalu, saya dan suami harus menempuh perjalanan bermil-mil (halaaahh sok dramatis) untuk mengurus sekolah putra kami. Anak kedua saya sekolah sekaligus mondok di Magelang. Untuk beberapa waktu dia belum bisa kembali ke pondok karena sakit.
Agar tidak ketinggalan pelajaran, maka kami berangkat ke sekolah tersebut untuk menghadap guru dan kepala sekolah. Harapan kami, pihak sekolah bersedia memberikan jalan keluar bagi anak kami untuk tetap bisa mengikuti pembelajaran meskipun terpaksa dari jarak jauh.
Alhamdulillah urusan tersebut beres. Pihak sekolah sangat mengapresiasi inisiatif dari walisantri (sebutan untuk orangtua murid di pondok pesantren) untuk mengurus perihal belajar dari santri yang terpaksa ijin lama dari pondok.
Setelah menyelesaikan urusan keluarga, mumpung ada di Magelang dooongg kami memutuskan untuk mencari tempat yang asyik untuk istirahat sekaligus ngopi. Kebetulan nih saya sempat lihat di instagram ada tempat yang oke untuk menikmati waktu sambil membaca.
Kebun Makna. Yup, kesana lah akhirnya kami beranjak dari Secang menuju ke Ngluwar, daerah yang dekat dengan area Muntilan, Magelang. Pengin membuktikan nih, bener apa enggak tempatnya seasyik yang saya lihat di media sosial.
Mampir Ngopi di Kebun Makna
Untuk menuju ke Kebun Makna, sepertinya harus menggunakan kendaraan pribadi ya. Rutenya cukup berbelok-belok dan melewati hamparan padi yang masih hijau dan perkebunan seluas mata memandang.
Buat kalian yang tiap hari hanya melihat tingginya gedung-gedung perkantoran dan kemacetan jalan raya, pas banget nih menyepi ke sini. Ritme hidup serasa berjalan lambat di sini. Nikmat sekali merasakan sapaan alam yang sejuk, apalagi saya dan suami datang ke sini selepas turun hujan. Masih tersisa tetes-tetes air di permukaan daun dan jaring-jaring yang terbentang di sepanjang lajur menuju bagian depan.
Foto-foto di atas ini menunjukkan situasi di dalam area beratap yang ada di Kebun Makna. Terasa homey, kayak di ruang tamu rumah-rumah pedesaan. Seandainya saja kondisinya bersih dan tidak ada asbak di beberapa mejanya, rasanya saya bakalan bisa berada di sana lebih lama.
Mungkin karena tempat ini diperuntukkan bagi segala lapisan dan terbuka langsung dari berbagai penjuru (tidak tertutup dinding-dinding dan pintu), makanya pengunjung dibebaskan untuk nongkrong sesukanya, termasuk bagi para 'juru hisap'. Untuk saya yang kurang menyukai nuansa beraroma asap sigaret kretek, kayaknya harus datang di awal-awal jam buka agar bisa mendapatkan suasana yang lebih segar.
Beraneka jenis buku tersedia di sana, mulai dari novel, buku-buku sastra klasik, buku puisi, bahkan ada buku-buku pelajaran anak. Saya baru tahu dari mas penjaga cafenya kalau pemilik Kebun Makna ini juga menulis puisi.
Tadinya saya pesimis bakalan suka dengan puisi-puisi yang ditulis oleh Rekki Zakkia, pemilik Kebun Makna tersebut. Dalam pemikiran saya, puisi tuh pasti sulit untuk dipahami. Biasanya kan gitu ya, menggunakan bahasa yang berbunga-bunga dengan penafsiran yang menimbulkan bias akibat keterbatasan pembacanya yang tidak bisa memaknai kalimat-kalimat dalam puisi tersebut.
Etapi ternyataaa... saya malah jadi jatuh cinta pada puisi-puisi mas Rekki. Pemilihan kalimatnya apik, tidak terlalu sulit untuk dimengerti alur ceritanya. Walaupun mungkin ada meleset-melesetnya pemahaman di dalam kepala, paling tidak saya bisa membayangkan kisah yang ingin dibagikan oleh Mas Rekki.
Salah satunya yang tentang kisah antara Cirebon dan Muntilan ini. Saya jadi membayangkan perasaan-perasaan melankoli yang tumbuh di dalam benak ketika mengikuti untaian kalimat demi kalimat di dalam puisi ini. Aaahh... ternyata asyik juga membaca puisi.
Bagus-bagus loh koleksi buku di Kebun Makna ini. Salah satunya ada Taiko karya Eiji Yoshikawa, novel sejarah yang tebalnya luwaaarr biyasaaahh sodara-sodaraaa... Kapan-kapan kudu nginep Magelang beberapa hari nih untuk membaca buku ini sampai selesai.
Oya, nggak sah rasanya yaa kalau ke Kebun Makna tanpa ngopi. Suami saya pesan Vietnam Drip, sedangkan saya sendiri pesan wedang jahe plus jeruk. Maklum pemudi jompo ya gini ini, menghalau dinginnya sisa hawa hujan dengan minuman panas seperti itu.
Saya ngicip juga dong kopi mas bojo, enak juga Vietnam Drip-nya. Cocok buat saya yang suka dengan hint manis yang ada di dalam perpaduan kopi dan susu itu. Lumayan laaah... jadi melek dan siap untuk melanjutkan perjalanan pulang ke Semarang.
Untuk teman-teman yang ingin berkunjung ke Kebun Makna dan menikmati suasana, buku dan kopinya, bisa cek di akun instagramnya @kebun.makna bisa juga mendapatkan peta lokasinya melalui Google Maps seperti yang kami lakukan saat berkunjung ke sini.
Kebun Makna
Instagram: @kebun.makna
Alamat: Jl. Trayem, Karang Sanggrahan, PlosoGede
Kec. Ngluwar, Kabupaten Magelang











16 Comments
Keren ya suasananya. Ngopi seolah di dalam "Kebun", ada buku pula. Sayangnya saya gak nyaman dengan asap rokok. Pengen mengusulkan sama ownernya, tolong dipisah duduknya orang yang merokok sama yang tidak. Setidaknya kita yang gak nyaman dengan asap rokok merasa lebih nyaman dipisahkan tempat duduknya. Soalnya banyak lho keluarga yang anggotanya gak merokok.
ReplyDeleteNgopi asyiiiik dengan teman bacaan yang oke memang bikin bahagia ya mbaa. Tempatnya juga enak niiih
ReplyDeleteIh suasananya asik dan betahin banget ini yaaaa, apalagi banyak buku buku jugaaa, bawa laptop sekalian ngeblog kayanya asik di siniii hihihihi, save dulu ah ini namanyaa, siapa tau bisa mampir jugaaak
ReplyDeleteNoted nih yang harus pakai kendaraan pribadi. Karena saya dan suami sekarang ke mana-mana jarang banget bawa mobil. Lebih suka naik travel atau transportasi umum lainnya kalau sekarang hehehe. Kalau misalnya pesan mobil online dari sana bisa gak ya?
ReplyDeleteKlo pesan mobile online kurang paham ya Chi. Mungkin bisa. Lebih baik DM admin akun ig nya aja utk lebih pastinya.
DeleteKadang yaah... memang butuh perjuangan banget buat dapetin suasana cafe yang unik sehingga bikin jiwa raga berasa so relax..
ReplyDeleteSeneng juga nih.. hidangan sebelum ke Kebun Makna adalah hamparan sawah nan hijau, lalu sesampainya disana pun hidangan makanan serta ambiance-nya bikin betaaah...
Aku rasanya vietnam drip masih terngiang-ngiang sama kasus dulu ituh yaa.. Hihihi.. jadi belum pernah minum jenis vietnam drip.
Kasus apa Len? Btw istilah vietnam drip itu lebih ke cara penyajian kopinya sih.
DeleteKirain tadinya tempat ngopinya masih kebonan gitu mbak sesuai namanya hihihi :D
ReplyDeleteNah yaa kadang yang bikin males ke coffeshop apalagi yang terlalu banyak pintu jendela tu tiba2 perokok datang, trus ngrokok, tapi ya gimana, dengan adanya asbak artinya sama pihak kafenya difasilitasi heuheu.
Untung kebantu ada koleksi buku2 yang menarik yaa jadi masih betahlah.
Waah kok ora ngikut ngopi mbaakk :D
Apa Magelang adem jadi pesennya wedang jahe plus jeruk? :D
Habis hujan, Pril. Dingiiiinn bangeeettt... Wedang jahe jeruk mengembalikan jiwaku yang hampir membeku.
DeleteBakalan makin betah ya makan minum di sini kalau ada ruang bersih dari asap rokok, atau minimal pisahkan dimana bisa merokok sehingga kita bisa memilih tempat yg tidak ada asapnya
ReplyDeleteSemoga jadi masukan yg baik untuk pihak pengelola kafe ini
Kalo ke Magelang bisa nih coba mampir yaa kopinya juga gak biasa kopi vietnam jadi penasaran. Btw konsepnya juga sangat menarik. Makasih ya Mba jadi pengen sama suami juga ksana hehe
ReplyDeleteKopi Vietnam pernah daku cobain enak rasanya. Apalagi dengan suasana tempat di sana, yang menambah rasa nyaman dan bikin betah.
ReplyDeleteDi Magelang kenapa banyak tempat ngopi yang asik ya. jadi inget pernah jalan2 sama temen sambil camping pulangnya di ajak ngopi yg tempatnya enak dan segar kaya dalam hutan. padahal lumayan masuk ke pelosok2 kebun tapi kenapa tempatnya ramai sekali.
ReplyDeleteWah, dicatat untuk wishlist saat mudik nanti. Magelang, memang sepertinya terkenal dengan wisata yang adem dan hijau-hijau gitu ya, Mba.
ReplyDeleteBtw, aku pun kalau ada bekas atau ketemu 'juru hisap' jadi males dan kesel. Bisa nggak ya, tempat yang udah asri seperti ini tuh melarang kegiatan 'hisap-menghisap'.
Aduuhh tempatnya lucuk banget. Ini aku terbang aja bisa nggak ya ke sananya hihi ~
ReplyDeleteApalagi bisa melamun, ngopi dan baca buku, duhhhh rasanya pengen banget membunuh waktu di situ ya mbaa
Kayaknya kalo disediain ruang yang bebas asap rokok, saya bakal betah banget nih di kafenya, suasananya aja udah senyaman itu kelihatan.
ReplyDelete